Pantai Petanahan
Pantai Petanahan terletak dibibir samudera Indonesia, tepatnya di pantai selatan Jawa Tengah. Pantai ini sangat luas membentang dari ujung barat (pantai Karangbolong) sampai ke muara sungai Lukulo.
Pantai Petanahan sangat ramai dikunjungi warga terutama pada hari liburan dan hari raya. Menurut keyakinan para pengunjung, bahwa dengan berkunjung ke laut pada hari lebaran, maka dosa-dosa mereka akan dilebur ke laut.
Untuk mencapai pantai Petanahan, yaitu melalui jalur lintas selatan Propinsi Jawa tengah, tepatnya jika melalui Karanganyar, dari pertigaan Guyangan-Sruweng belok ke selatan terus sampai ke desa Karanggadung dan lokasi pantai, dengan jarak sekitar ± 12 km.
Ombak di pantai Petanahan tergolong tinggi dan ganas, dengan ketinggian rata-rata 3 s/d 5 meter. Sehingga pantai Petanahan dikategorikan sebagai pantai yang berbahaya bagi pengunjung, dan para pengunjung dilarang keras mandi di laut.
Pemandangan di pantai Petanahan memang mengasyikan, memandang ombak bergulung-gulung yang tiada henti, dan sejauh mata memandang adalah laut biru yang dalam.
Dipantai banyak orang berjualan seperti bakso, pecel, lotek, mendoan dan makanan / minuman lain, sehingga pengunjung tidak perlu bawa bekal banyak-banyak. Selain itu juga ada penjual souvenir, kerajinan tangan dan lain-lain.
Tips berkunjung ke pantai Petanahan :
Jangan memakai pakaian hijau gadung, karena warna tersebut merupakan warna kesukaan Nyi Loro Kidul, sehingga bagi yang memakai warna tersebut kemungkinan akan "tersesat dan hilang".
Jangan mandi di laut, karena hempasan ombak sangat besar dan ganas.
Jangan berdiri air laut terlalu jauh dari bibir pantai, karena arus air di pasir jauh lebih cepat daripada arus permukaan.
Bawa topi, payung dan kacamata hitam, untuk menghindari radiasi matahari, karena sangat panas oleh sinar matahari.
Pakailah sandal, tidak perlu pakai sepatu.
Jangan membiarkan anak kecil bermain pasir sendirian dan masuk ke air laut.
Selalu waspada, karena ombak sewaktu-waktu dapat menggulung sampai jauh ke bibir pantai.
Ingat.....sudah banyak nyawa melayang di pantai Petanahan karena terseret ombak.
Pantai Petanahan sangat ramai dikunjungi warga terutama pada hari liburan dan hari raya. Menurut keyakinan para pengunjung, bahwa dengan berkunjung ke laut pada hari lebaran, maka dosa-dosa mereka akan dilebur ke laut.
Untuk mencapai pantai Petanahan, yaitu melalui jalur lintas selatan Propinsi Jawa tengah, tepatnya jika melalui Karanganyar, dari pertigaan Guyangan-Sruweng belok ke selatan terus sampai ke desa Karanggadung dan lokasi pantai, dengan jarak sekitar ± 12 km.
Ombak di pantai Petanahan tergolong tinggi dan ganas, dengan ketinggian rata-rata 3 s/d 5 meter. Sehingga pantai Petanahan dikategorikan sebagai pantai yang berbahaya bagi pengunjung, dan para pengunjung dilarang keras mandi di laut.
Pemandangan di pantai Petanahan memang mengasyikan, memandang ombak bergulung-gulung yang tiada henti, dan sejauh mata memandang adalah laut biru yang dalam.
Dipantai banyak orang berjualan seperti bakso, pecel, lotek, mendoan dan makanan / minuman lain, sehingga pengunjung tidak perlu bawa bekal banyak-banyak. Selain itu juga ada penjual souvenir, kerajinan tangan dan lain-lain.
Tips berkunjung ke pantai Petanahan :
Jangan memakai pakaian hijau gadung, karena warna tersebut merupakan warna kesukaan Nyi Loro Kidul, sehingga bagi yang memakai warna tersebut kemungkinan akan "tersesat dan hilang".
Jangan mandi di laut, karena hempasan ombak sangat besar dan ganas.
Jangan berdiri air laut terlalu jauh dari bibir pantai, karena arus air di pasir jauh lebih cepat daripada arus permukaan.
Bawa topi, payung dan kacamata hitam, untuk menghindari radiasi matahari, karena sangat panas oleh sinar matahari.
Pakailah sandal, tidak perlu pakai sepatu.
Jangan membiarkan anak kecil bermain pasir sendirian dan masuk ke air laut.
Selalu waspada, karena ombak sewaktu-waktu dapat menggulung sampai jauh ke bibir pantai.
Ingat.....sudah banyak nyawa melayang di pantai Petanahan karena terseret ombak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar