Seni Tari Tayub Sragen


Kehidupan seni rakyat yang masih ada dan sering dipertunjukkan adalah " Seni Tayub'. Meskipun masih ada seni yang lain, kesenian ini banyak digemari oleh masyarakat pedesaan pada umunya, karena kesenian yang dalam pertunjukannya bebas dan menyatu dengan penonton ( artinya penonton bisa ikut menari bersarna penari tayub) serta pola garap sederhana.


Dalam hal ini ada beberapa unsur yang berkaitan sebagai pendukung bentuk untuk menjadi satu kesatuan, yaitu
‑ Gerak
- Pola Lantai
‑ Rias Busana
‑ Iringan



1. Gerak
Gerak yang dilakukan oleh penari sekaligus berfungsi sebagai vokalis atau pesinden. Gerakan yang dilakukan hanya bersifat spontan dan tidak mempunyai urutan yang tetap, misaInya : seblak sampur, ulap‑ulap, ulap tawing.
Struktur gerak tari tayub ini merupakan warisan dari generasi sebelumnya, kemudian ditirukan generasi selanjutnya, sehingga tari tayub tidak dipelajari secara khusus tetapi hanya meniru ( imitation) yang langsung diterapkan pada saat menari tayub.
Selain penari tayub ada yang namanya Pengibing. Dalam pelaksanaan gerak seorang pengibing cenderung spontanitas dan improvisasi ( tidak tetap). Dan pada dasamya semua gerak yang dilakukan tidak lepas dari gaya Surakarta, diantaranya Lumaksono, besut, tanjak, sabetan, srisig.

2. Pola lantai
Pola lantai atau lebih dikenal desain lantai adalah garis‑garis dilantai yang dilalui penari atau yang ditempati penari, atau perpindahan tempat untuk pemerataan ruang dengan cara menari sambil melangkah untuk pindah tempat atau arah hadap. Dan perpindahan itu ada kalanya ditentukan oleh aba‑aba kendang, baik itu pindah melingkar atau berpindah tempat dengan penari yang lain.

3. Rias dan Busana
Di dalam seni pertunjukan yang paling penting adalah penampilan. Hal ini diupayakan untuk dapat menarik perhatian penonton diperlukan sarana make‑up untuk merias wajah dan busana untuk kelengkapannya. Nilai‑nilai keindahan ( estetika) dan sopan santun ( etika) tidak lepas dari unsur penting seperti rias dan busana.

4. Iringan
Iringan gending tayub fungsinya untulc menciptakan suasana yang diinginkan serta memberi tekanan pada gerak sehingga terasa lebih mantap. Untulc penekanannya pada kendang dan ricilcan ‑ ricikan balungan seperti; saron demung, saron barung.

Gending‑gending yang biasa digunakan adalah:
‑ Bentuk ‑ bentuk Gendhing Ketawang dan Ladrang untuk mengiringi beksan alusan
‑ Bentuk ‑ bentuk Gendhing Rakyat untuk mengiringi beksan gecul.

DISKRIPSI GERAK TARI TAYUB
1. Maju Beksan
Lumaksono dengan mengikuti gending dilanjutkan seblak sampur, ulap‑ulap dan ulap taweng. Gerakan diulang‑ulang disertai pindah gawang ( penari pindah tempat dengan penari yang lain).
2. Beksan
Masuk pada beksan, penari melakukan gerak dengan spontan dan improvisasi dengan berhadapan dengan penayub ( penonton tetapi ikut menari tayub), tetapi dibagian luar penari tayub ( mengelilingi ).gerak menggunakan taweng seblak sampur, ula‑ulap dan sernua itu dimantapkan oleh iringan yang diinginkan ( dalam hal ini bebas ).

3. Mundur Beksan
Lumaksono hadap kebelakang kemudian putar kembali hadap depan seblak sampur, selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar